Etika dalam Bisnis
Etika bisnis merupakan elemen
yang wajib dimunculkan dalam kegiatan transaksi yang disebut bisnis. Seiring
dengan peningkatan peradaban manusia dan semakin ketatnya persaingan, terkadang
bahkan tidak jarang pengusaha melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan.
Praktik kecurangan seperti insider trading, windsows
dressing, penipuan, manipulasi data keuangan, penyuapan terhadap
birokrasi, monopoli, serta kolusi dan nepotisme sering dilakukan.
ETIKA BISNIS & PEDOMAN PERILAKU
Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka
panjang,pelaksanaan GCG perlu di landasi oleh integritas yang tinggi.oleh
karena itu, di perlukan pedoman perilaku
(code of conduct) yang dapat menjadi acuan bagi organ
perusahaan-perusahaan. prinsip dasar
yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah :
Setiap perusahaan harus memiliki nilai-nilai
perusahaan ( cooperate values ) yang
menggambarkan sikap moral perusahaan dalam pelaksanaan usahanya. Untuk
dapat merealisasikan sikap moral dalam
pelaksanaan usahanya, perusahaan harus memiliki
rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan semua karyawan.
Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis
perusahaan perlu dituangkan dan jabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku
agar dapat dipahami dan diterapkan.
Pedoman pokok pelaksanaan :
A.
Nilai-nilai perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam
mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu sebelum merumuskan
nilai-nilai perusahaan, perlu di rumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupaun
nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal , namun dalam merumuskannya
perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan
letak geografis dari masing-masing perusahaan.
Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah
terpercaya , adil dan jujur.
B.
Etika bisinis
Etika bisinis adalah acuan bagi perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam interaksi dengan pemangku
kepentingan (stakeholders ). Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis
secara berkesinambungan mendukung terciptanya budaya perusahaan.
Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika bisinis yang
disepakati bersama dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku.
C.
Pedoman perilaku
Fungsi pedoman perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaraan nilai-nilai
perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan
bangi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan :
Pedoman perilaku panduan tentang benturan berkepentingan ,
pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan
,kerahasiaan informasi , dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
1).Benturan
kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik
antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi
pemegang saham ,anggota dewan komisaris
dan direksi , serta karyawan perusahaan:
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya , anggoata dewan
komisaris dan direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan
kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau
keluarga, maupun pihak lainnya :
Anggota dewan dewan komisaris dan direksi serta karyawan
perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan
pribadi , keluarga dan pihak lain;
Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yamh
mengandung unsur benturan kepentingan , pihak yang bersangkutan tidak
diperkenakan ikut serta ;
2).Pemberian
dan penerimaan hadiah dan donasi
Setiap anggota dewan komisaris dan direksi serta karyawan
perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu , baik langsung ataupun
tidak langsung ,kepada pejabat Negara dan
atau individu yang mewakili mitra bisnis , yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan ;
Donasi oleh
perusahaan ataupun pemberian suatu asset perusahaan kepada partai potilik atau
seorang atau lebih calon legislatif maupun
eksekutif , hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam batas kepatuhan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan ,donasi untuk amal
dapat dibenarkan ;
3).Kepatuhan terhadap peraturan
Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan ;
Dewan komisaris harus memastikan bahwa direksi dan karyawan
perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peratuaran perusahaan
;
Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta , utang
dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;
4).kerahasiaan informasi
Anggota dewan komisaris dan direksi , pemegang saham serta
karyawan perusahaan harus menjaga karahasian informasi perusahaan sesuai dengan
peratuaran perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha;
Setiap anggota dewan komisaris dan direksi , pemegang saham
serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan
dengan perusahaan , termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana
pengambil-alihan , penggabungan usaha dan pembelian kembali saham ;
5).pelaporan terhadap pelanggaran pedoman perilaku
Dewan komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan
bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman
perilakuperusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu ;
Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin
perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya perlanggaran terhadap
etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan. Dalam pelaksanakannya , dewan
komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan
impelementasi GCG.
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.
3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.
4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.
5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.
7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Frans Magnis Suseno,Etika Umum,
Masalah-masalah pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius , 1979 h.
12-13.
John Piers, Nizam Jim, Etika Bisnis dan Good
Corporate Governance, Jakarta, Pelangi Cendikia, 2007
Muhammad, Etika
Bisnis Islam, Yogyakarta: AMP YKPN, 2004
Tom Morris, If Aristotle Ran General Motor: The New Soul
Business (terj)., Bandung: Mizan , 2003