Kamis, 29 November 2012

Etika dalam Bisnis



Etika dalam Bisnis
Etika bisnis merupakan elemen yang wajib dimunculkan dalam kegiatan transaksi yang disebut bisnis. Seiring dengan peningkatan peradaban manusia dan semakin ketatnya persaingan, terkadang bahkan tidak jarang pengusaha melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Praktik kecurangan seperti insider trading, windsows dressing, penipuan, manipulasi data keuangan, penyuapan terhadap birokrasi, monopoli, serta kolusi dan nepotisme sering dilakukan.
ETIKA BISNIS & PEDOMAN PERILAKU
Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang,pelaksanaan GCG perlu di landasi oleh integritas yang tinggi.oleh karena itu, di perlukan pedoman  perilaku (code of conduct) yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan-perusahaan.                                                                                                                    prinsip  dasar  yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah :
Setiap perusahaan harus memiliki nilai-nilai perusahaan ( cooperate values ) yang menggambarkan sikap moral perusahaan dalam pelaksanaan usahanya. Untuk dapat  merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan harus memiliki  rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan  dan semua karyawan.
Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan jabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami dan diterapkan.
Pedoman pokok pelaksanaan :
A.      Nilai-nilai perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu di rumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupaun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal , namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter  dan  letak geografis dari masing-masing perusahaan.
Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya , adil dan jujur.

B.      Etika bisinis
Etika bisinis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam interaksi dengan pemangku kepentingan  (stakeholders ). Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis secara berkesinambungan mendukung terciptanya budaya perusahaan.
Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika bisinis yang disepakati bersama dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku.





C.      Pedoman perilaku
Fungsi pedoman perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaraan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bangi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan :
Pedoman perilaku panduan tentang benturan berkepentingan , pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan ,kerahasiaan informasi , dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.

1).Benturan  kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham ,anggota dewan komisaris  dan direksi , serta karyawan perusahaan:
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya , anggoata dewan komisaris dan direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya :
Anggota dewan dewan komisaris dan direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi , keluarga dan pihak lain;
Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yamh mengandung unsur benturan kepentingan , pihak yang bersangkutan tidak diperkenakan ikut serta ;

2).Pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi
Setiap anggota dewan komisaris dan direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu , baik langsung ataupun tidak langsung ,kepada pejabat  Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis , yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ;
Donasi  oleh perusahaan ataupun pemberian suatu asset perusahaan kepada partai potilik atau seorang atau lebih calon legislatif maupun  eksekutif , hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam batas kepatuhan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan ,donasi untuk amal dapat dibenarkan ;

3).Kepatuhan terhadap peraturan
Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan ;
Dewan komisaris harus memastikan bahwa direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peratuaran perusahaan ;
Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta , utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;




4).kerahasiaan informasi
Anggota dewan komisaris dan direksi , pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga karahasian informasi perusahaan sesuai dengan peratuaran perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman  dalam dunia usaha;
Setiap anggota dewan komisaris dan direksi , pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan , termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan , penggabungan usaha dan pembelian kembali saham ;

5).pelaporan terhadap pelanggaran pedoman perilaku
Dewan komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilakuperusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu ;
Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya perlanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan. Dalam pelaksanakannya , dewan komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan impelementasi  GCG.

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis yang positif :
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi.
 Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness.
Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.
3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.
4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran.
Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.
5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai.
Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis.
Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.
7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal.
Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan.
Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.
9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai.
Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan.
Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.







DAFTAR PUSTAKA

Frans Magnis Suseno,Etika Umum, Masalah-masalah pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius , 1979 h. 12-13.
John Piers, Nizam Jim, Etika Bisnis dan Good Corporate Governance, Jakarta, Pelangi Cendikia, 2007
Muhammad, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: AMP YKPN, 2004
Tom Morris, If Aristotle Ran General Motor: The New Soul Business (terj)., Bandung: Mizan , 2003